Rabu, 07 November 2012

Demoralisasi Agama lewat Waiting List: Jalan Iblis Menuju Tuhan


Gurihnya dana rakyat yang bisa tercium oleh ketamakan politisi SDA dan Birokrat hitam kemenag apalagi dianggap aman dari terjangan KPK memicu Copy paste sistem dengan bumbu Argumentasi Ifrit, fiktif dan tendensius.  Sistem iblis Waiting List untuk Haji sudah menyusupkan tidak hanya logika tapi juga Kesombongan Iblis, sementara  Referensi asumsi sistem ini sejarahnya relevan  bagi Negara  Malaysia dan Iran yang lebih awal menerapkan, Pemerintah keduanya kewalahan disebabkan fakta ledakan Pendaftar calon Haji, sementara di Indonesia malah terbalik: waiting list Kemenag malah telah rencanakan secara sistematis untuk menjadi pemicu dan memprovokasi  sehingga terjadi ledakan pendaftar calon haji.
Seiring habisnya akses menunaikan haji secara langsung sebagai kewajiban seorang Muslim sekali seumur Hidup akibat skema waiting list kemenag dan dedengkot Iblis politisi SDA, mengindikasikan kuatnya skenario untuk menghambat dan memadamkan kesadaran masyarakat untuk taat dan patuh atas perintah Tuhannya,  corak kebijakan tersebut diatas adalah spirit Iblis;  Agenda utama Iblis dengan Ifrit sebagai ikon telah bersumpah dihadapan Tuhan untuk terus memalingkan hati dan pikiran manusia dari ketaatan,ketundukan pada tuhan. sumpah IFRIT dan antek anteknya telah diterjemahkan dengan konsisten, kematangan konspirasi dan rencana sistematik agar agenda mereka bisa terealisasi sepanjang masa.
Kelicikan politisi SDA berkonspirasi dengan Birokrat Hitam Kemenag untuk merancang sistem berhaji kebal hukum yang sedapat mungkin menjauhkan jalan bagi Hamba-hamba Tuhan sekaligus jadi ajang legal merampok kantong rakyat. perintah berhaji menuntut progresifitas tanpa menunda-nunda,hal ini bukan tanpa alasan, perintah Haji wajib sekali seumur hidup segera dilaksanakan ketika prasyarat yang Tuhan tetapkan terpenuhi, beberapa pertimbangan diantaranya :   Pertama, Bahwa tidak ada jaminan stabilitas kesehatan, kestabilan materi maupun moneter untuk siapa pun di masa mendatang apalagi interval waktu sangat panjang. kedua : kesiapan mental dan fisik akan bersifat fluktuatif tapi semakin menurun seiring bertambahnya umur seseorang, ketiga, bahwa Hidup seseorang tidak ada yang bisa menjamin kecuali pemilik-Nya; yakni Tuhan. Maka Waiting list yang dirancang dengan prosedur;; Daftar, setor, dan menunggu hingga puluhan Tahun seolah mengambil alih otoritas Tuhan, tentang Ajal Manusia.
sedangkan sistem waiting list kaum Ifrit (politisi SDA dan Kemenag) mengadopsi 100% logika Iblis, mereka membuat sistem tersebut dengan keharusan menunggu disertai memberikan jaminan kesehatan, ekonomi, dan AJAL. Waiting List  diskenariokan agar pada akhirnya masyarakat HARUS MEMILIH ; suap untuk ibadah haji lewat jalur express atau antipati untuk melaksanakan haji. respon secara sederhana keawaman masyarakat terhadap birokrasi yang susah dan berbelit-belit  berhaji tentu berpikir seribu kali melaksanakan Perintah Tuhan yang bersifat Wajib. ‘Dalam Sejarah kezhaliman penguasa,  sepanjang sejarah belum pernah ada  ditemukan indikasi demi beribadah seseorang harus menyuap’
Aroma Kapitalisasi birokrasi waiting list yang menjadi motif pembentukannya menjadikan Politisi SDA dan Kemenag dapat menetapkan tarif  suap dan berjualan jalur-jalur  express  berhaji, backup Aroma Iblis menghipnotis bagi Efhoria pencinta berhaji dan menuntut para pencari jalan menuju Tuhan untuk menyuap para pemilik kaplingan Jalur Express di kementerian Agama, khususnya Politisi SDA dan Birokrat Ifrit di Dirjen Haji. artinya orang yang bersegera ingin berhaji tanpa menunggu atau antre di haruskan mempersiapkan dana suap (gratifikasi) bagi komplotan kartel Iblis penjual jalur Express sedangkan bagi mereka yang tidak mau menggunakan jalur iblis dan  ingin langsung berangkat haji maka dihadang senjata Kriminalisasi alias di cap sebagai Penjahat.
kelihaian kartel Iblis yang dapat menghasilkan triliunan rupiah dari sistem waiting list Haji membuat mereka semakin leluasa menggoda para petinggi Kekuasaan dan Raja-raja Media di Republik ini,  kelanggengan Sistem waiting list semakin sexy dan menggiurkan, fasilitas Media terbuka lebar untuk kartel berkampanye dan memprovokasi masyarakat tentang kesahihan sistem Iblis untuk memfasilitasi jalan menuju Panggilan Tuhan. iklan-iklan bertarif  milyaran bagi marketing sistem Iblis didapat dengan mudah yang bersumber dari brangkas penyimpanan tanpa harus menguras setoran dana calon haji. disisi lain menggoda kekuasaan media untuk berperan aktif dalam proyek mengkriminalisasi jalur-jalur  selain mekanisme jalur Iblis.Tindakan represif  kemenag yang menghalalkan  sistem Iblis waiting list merupakan prestasi dimata Iblis , serta dikemas dengan  karakter dan kesombongan Iblis yang menghiasi prilaku politisi SDA yang sedikit hari lagi diusulkan mengubah tagline partainya menjadi ‘Rumah Besar kaum Ifrit’.
Skenario utuh dan kesungguhan iblis yang berobsesi meruntuhkan kesadaran masyarakat terhadap ritual suci dan tradisi kenabian yang diwakili sistem waiting list kementerian Agama Republik Indonesia merupakan angin segar dan dukungan bagi keberhasilan capaian cita-cita Iblis. hal ini semakin dikuatkan dengan ketamakan Politisi Suryadarma Ali dan birokrat hitam Kemenag bahrul hayt sehingga mengkampanyekan kriminalisasi atas Tamu-tamu Tuhan diluar jalur Iblis. obsesi SDA dan logika birokrat Sesat kemenag  agar waiting list menjadi sistem penyelenggaraan haji akan menjadi   indikator keberhasilan Iblis bila waiting list menjadi satu-satunya jalur sehingga terwujudlah ” Sistem Iblis menuju jalan panggilan  Tuhan “